Minggu, 18 Juli 2010

LELANG HARTA KARUN SAMA DENGAN MELELANG SEJARAH BANGSA


Yogyakarta, 5 Mei 2010 :

"sorry, ini tulisan saya yang tidak dimuat di KOMPAS, jadi daripada nganggur di tumpukan kertas, mending saya share disini"

Keputusan pemerintah untuk melelang harta karun yang ditemukan di pamulang merupakan keputusan yang kurang bijak. Harta karun dari kapal tenggelam tersebut telah berumur 1000 tahun. Dengan umur tersebut berarti benda tersebut telah masuk dalam kategori benda cagar budaya. Menilik dari benda yang ditemukan, dapat diketahui bahwa benda tersebut memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi. Benda-benda porselen, keramik dan batu-batu berharga yang ditemukan kebanyakan berasal dari Tiongkok. Hal ini telah membuktikan adanya kerjasama perdagangan antara Nusantara dengan Tiongkok pada masa itu. Dan dari banyaknya jumlah benda yang berhasil diangkat, dapat diketahui bahwa pada masa itu daerah nusantara merupakan tempat perlintasan kapal-kapal dagang dari banyak negara. Barangkali tidak hanya kapal dagang dari tiongkok, tetapi juga dari Gujarat, Persia, Arab dan Eropa. Selama ini belum pernah ditemukan jumlah benda cagar budaya sebanyak itu yang berasal dari kapal karam. Dengan diangkatnya benda-benda bersejarah tersebut, semakin membuktikan eksistensi Nusantara sebagai pusat perdagangan dimasa lalu. Nusantara kita memang memiliki posisi yang sangat strategis untuk poerdagangan. Nusantara kita berada di antara persilangan dua samuderan dan dua benua. Yaitu antara benua Asia dan Australia, samudera Hindia dan samudera Pasifik. Posisi geografis yang strategis ini memungkinkan Nusantara menjadi pusat perdagangan dan lalu lintas kapal dagang.

Pemerintah Indonesiac seharusnya tidak hanya melihat benda-benda bersejarah itu dari sudut ekonomi semata. Tetapi harus lebih mengutamakan sisi sejarah, pendidikan, dan nasionalisme. Penemuan benda-benda bersejarah tersebut dapat meningkatkan kebanggaan masyarakat Indonesia akan masa lalunya. Diharapkan kebanggan masa lalu ini akan dijadikan Motivasi untuk memajukan masa depoan Negara Indonesia. Masyarakat Indonesia akan semakin yakin akan eksistensi kerajaan Nusantara di masa lalu, Bahwa di Nusantara kita dulu berdiri kerajaan yang makmur, ramai, dan dipercaya oleh kerajaan lain sebagai pusat perdagangan.

Dari segi sejarah, ini sudah jelas. Bahwa keputusan untuk melelang tersebut tidaklah tepat, apalagi bijaksana. Melelang harta karun itu sama saja artinya dengan melelang sejarah bangsa kita kepada orang lain. Ingat, bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarah masa lalunya. Adalah hal yang tidak lucu jika negara lain memiliki lebih banyak referensi sejarah tentang masa lalu bangsa kita dibandingkan bangsa kita sendiri. Dari segi pendidikan, pelelangan ini juga bukan keputusan tepat. Bagaimana mungkin, sepuluh tahun ke depan, anak-anak indonesia hanya dapat melihat kekayaan Nusantara dimasa lalu di Negara lain? Para calon sarjana yang sedang meneliti kekayaan maritim Nusantara akan mendapatkan bukti penelitian dari negara lain. Pemerintah seharusnya sudah cukup belajar dari masa penjajahan dulu dimana benda-benda bersejarah kita banyak yang dibawa keluar negeri. Butuh kerja keras hingga saat ini untuk dapat mengembalikan benda-benda tersebut kepangkuan ibu pertiwi. Pemerintah seharusnya membuat museum khusus untuk benda-benda tersebut. Membuat pusat-pusat peneliatian tentang sejarah dan kekayaan maritim bangsa ini di masa lalu. Agar dimasa depan, anak-anak Indonesia dapat melihat apa yang terjadi dimasa lalu dan menelitinya untuk kepentingan masa kini dan masa depan.

Nilai ekonomi dari benda bersejarah tersebut tidak sebanding dengan nilai sejarah dan pendidikannya. Angka 720 miliar rupiah memang bukanlah angka yang kecil. Tetapi jika kita harus memutar waktu sampai 1000 tahun untuk mengetahui apa yang terjadi pada masa itu. Maka angka itu akan menjadi kecil. Negara-negara lain berusaha setengah mati untuk mengetahui sejarah bangsa mereka, sementara bangsa Indonesia malah melelang Bukti sejarah yang sangat otentik dari bangsanya sendiri. Sungguh suatu keputusan yang tidak bijaksana dan sembrono.

Negara dapat meningkatkan kemampuan ekonomi dari banyak sektor usaha. Misalnya dengan perdagangan, pertambangan, ataupun pertanian. Tetapi tidak dengan melakukan pelelangan terhadap kekayaan sejarah bangsa. Sejarah tidak akan terulang. Kita semua, termasuk pemerintah harus memikirkan masalah ini dengan baik dan membuat keputusan ini dengan bijaksana. Sejarah Indonesia di masa lalu berkaitan erat dengan identitas bangsa Indonesia dimasa kini.

Permasalahan pembayaran kompensasi kepada kontraktor yang melakukan pengangkatan benda bersejarah tersebut bukanlah sesuatu yang tidak dapat diselesaikan. Pemerintah dapat membuat anggaran khusus untk membayar kompensasi tersebut. Alasan bahwa uang hasil pelelangan akan digunakan untuk membayar kompensasi kontraktor adalah alasan yang dangkal. Jika pemerintah tidak menyelesaikan masalah pelelangan harta karun (benda cagar budaya) ini dengan bijaksana, maka siapa lagi yang dapat dipercaya oleh rakyat Indonesia untuk bersikap bijaksana?

2 komentar:

  1. tulisan sebagus ini kok tidak dimuat di kompas??? Ah ngaco tuch kompas.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehe...makasih bro/sista...
      namanya juga proses..barangkali emank ga layak muat kali..tentu mereka punya pertimbangan sendiri :D

      Makasih banyak supportnya

      Hapus